Bukan guru biasa

 

Belajar Menulis Gelombang 16

Resume 12 :

Waktu       : Jumat, 30 Oktober 2020
Pukul        : 19.00 - 20.00 WIB
Pemateri   : Theresia Sri Rahayu

Materi       : Bukan Guru Biasa

Tak ada satupun penulis yang langsung besar dan terkenal. Semuanya berawal dari penulis kecil dulu. Namun lama-kelamaan karya tulisnya akan dihargai orang, asalkan konsisten dalam menulis (Cikgu Tere). 


        Di masa pandemi ini kita berada di situasi dimana kita harus mampu beradaptasi dengan segala bentuk perubahan. Apalagi kita sebagai seorang guru. Sudah menjadi keharusan dan tuntutan bagi kita untuk melakukan pembelajaran jarak jauh di masa sulit ini. Jangan sampai kita ketinggalan dengan perubahan yang terjadi. Itulah materi yang  disampaikan oleh Cikgu Tere pada malam ini. Menjadi guru yang luar biasa atau bukan guru biasa. 

        Pada masa pandemi ini, semua terasa begitu sulit. Apalagi bagi seorang guru. Bagi guru yang belum terbiasa dengan situasi sekarang, mereka memilih menyerah. Mereka menyerah untuk menciptakan situasi belajar yang baru. Namun tidak sedikit juga guru yang memilih untuk menghadapi tantangan. Mereka memilih untuk berperang dengan masalah yang terjadi sekarang. 

   Mereka berusaha untuk belajar mengikuti perkembangan situasi. Seperti mengajar melalui zoom, WA, ataupun menggunakan aplikasi google classroom. Bahkan bagi sebagian guru, dibalik pandemi yang melanda negeri ini, mereka mendapatkan berkah dari kegiatan yang diikuti.

        Banyak pelatihan yang mereka ikuti, bahkan pelatihan menulis. Sehingga di tengah pandemi ini, para guru tersebut mampu menerbitkan buku karya mereka. Musibah membawa berkah, itulah yang dapat saya tarik dari peristiwa tersebut. Benar sekali, jika kita mampu memandang semuanya dengan positif, maka kita dapat memetik hikmah dari setiap peristiwa.

        Dari pandemi ini kita dapat berkumpul bersama dengan keluarga. Dapat menambah wawasan kita dengan belajar. Bahkan yang tadinya merasa tidak bisa menulis, sekarang mereka mampu menerbitkan buku. Sungguh hikmah yang luar biasa. 

      Dari materi pelatihan malam ini, saya banyak belajar dari cikgu Tere. Beliau menyampaikan pengalamannya di masa pandemi ini. Di tengah kebingungan beliau. Beliau menemukan pelatihan menulis dalam grup WA. Beliau tergabung dalam gelombang 4 kala itu. Dari sanalah beliau banyak belajar tentang menulis.

        Berawal dari menulis resume, menulis artikel untuk lomba. Menulis bacaan untuk bahan ajar, bahkan menulis buku untuk berbagai kepentingan. Semuanya beliau lakukan agar kemampuan menulisnya meningkat. Bahkan beliau pernah menerima tantangan dari para narasumber seperti: Bunda Lilis Sutikno. Tantangannya yaitu menjadi peresume tercepat, dan menulis buku dalam waktu seminggu bersama Prof. Richardus Eko Indrajit dan Penerbit Andi.

        Alangkah banyak pelajaran yang dapat kita petik dari pengalaman beliau. Jika kita ingin menulis maka tantanglah diri untuk terus belajar, dan terus menulis. Lalui setiap prosesnya dengan tekun dan sabar. Seperti Kata cikgu Tere jika ingin menulis diperlukan Konsistensi, jam terbang, dan kesadaran diri. 

        Jam terbang yang dimaksud cikgu Tere adalah kekonsistenan kita dalam menulis. Saat kita konsisten dalam menulis. Maka jam terbang kita akan meningkat. Kemampuan kita dalam menulis juga akan akan meningkat. Yang harus diingat kata Cikgu Tere "Menulislah dimana saja dan kapan saja".

        Bagi cikgu Tere Menulis itu sarana dalam mengekspresikan diri. Sarana menuangkan ide, kita bebas menjadi siapa saja dan menggali imajinasi kita seluas-luasnya. Cikgu Tere juga menyampaikan bahwa menulis bisa menjadi jembatan meraih prestasi. Hal ini dapat kita lihat saat mengikuti lomba. Jika tulisan kita terpilih menjadi yang terbaik, disanalah kita meraih sebuah prestasi. Begitu juga saat buku kita laris terjual, itu juga merupakan sebuah prestasi. Saat buku kita banyak dinikmati pembaca, itupun juga prestasi.

        Mengupas soal menulis sebagai sarana mengekspresikan diri. Saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan oleh cikgu Tere. Dengan menulis kita dapat mengekpresikan diri dan mengungkapkan isi hati. Teringat ketika saya masih kecil, saat seorang anak laki-laki yang diam-diam menyukai saya. Akan tetapi Ia belum berani menyampaikan secara langsung. Maka lewat sepucuk suratlah Ia sampaikan rasa sukanya. Di dalam suratnya Ia sampaikan semua isi hatinya, Ia sampaikan semua yang Ia rasakan. Ah betapa romantisnya 😄. 

        Pokok pembicaraannya bukanlah pada keromantisan anak laki-laki tersebut. Akan tetapi soal tulisannya, bahwa dengan menulislah Ia bisa menyampaikan isi hatinya. Jika memang belum berani untuk menyampaikan, maka tulislah. Sampaikan semua yang kamu rasakan lewat tulisanmu. Bicarakan semuanya dengan tulisanmu. Jangan sampai semua yang ada dalam pikiranmu terpendam hingga akhinya terlupa seiring berjalannya waktu.

        Cikgu Tere merangkum pengalaman menulisnya dalam sebuah kata, yaitu I D O L A. Huruf I yang berarti identifikasi topik menarik. Dengan mengidentifikasi topik yang menarik, maka akan menimbulkan minat pembaca untuk membaca tulisan kita.D berarti daftar semua judul luar biasa. Dan huruf O merupakan outline terperinci akan membantu. Outline yang kita buat akan membantu kita agar tidak melenceng dari topik bahasan. Kemudian huruf L yaitu lanjut menulis isi bab. Setelah menulis outline, maka lanjutkan untuk menulis isi setiap babnya. Dan terakhir huruf A atur layout sesuai permintaan penerbit. Ini poin terpenting, jika ingin menerbitkan buku, sesuaikan dengan permintaan penerbit. 

          Dan yang tak kalah penting yaitu bersikaplah terbuka dan positif terhadap saran serta kritik dari pembaca. Berlakulah sebagai pembaca ketika selesai menulis. Agar tulisan kita tetap terjaga kualitasnya. 

        Cikgu Tere mengatakan bahwa kita bisa mengasah kemampuan menulis kita dengan menulis di blog. Dengan menulis di blog kita dapat meninggalkan jejak digital. Apalagi di era digital ini, blog bisa menjadi salah satu identitas kita. Selain itu menulis di blog juga lebih keren daripada menulis di media sosial. 

        Terakhir kalimat motivasi yang paling saya ingat dari cikgu Tere bahwa hambatan dan tantangan akan selalu ada  dimanapun kita berada. Tapi tetaplah selalu fokus dalam meraih kesuksesan. Caranya tutup mata dan telinga, serta jalinlah relasi dengan orang-orang yang satu frekuensi dengan kita. Yang perlu diingat adalah Hanya buah manis yang akan dilempari orang.  

        Berdasarkan materi ini dapat saya ambil kesimpulan, bahwa jika kita ingin menjadi guru yang luar biasa, maka menulislah. Teruslah belajar, berkarya, dan berbagi. Teruslah untuk mencari ilmu. Jangan pernah puas dengan ilmu yang telah didapatkan. Kemudian tuangkanlah lewat karya nyata. Tuangkanlah ke dalam bentuk tulisan.

    Kemudian bagikan karya tersebut hingga dapat menginspirasi orang lain. Bagikan dan publikasikanlah tulisan tersebut dalam sebuah blog. Tinggalkan jejak digital di era digital ini. Jangan pernah mau untuk ketinggalan ke arah perubahan yang lebih baik. Berjuanglah dalam menginspirasi orang lain.


Sekian 

Sampai Ketemu di tulisan berikutnya.

Salam Literasi 


Karena menulis itu bukan hanya ajang pembuktian diri namun sebagai jalan untuk berbagi inspirasi dan motivasi bagi orang lain (Cikgu Tere).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengelola Blog bersama Mr. Bams

Trik menulis bagi pemula

Menulislah setiap hari